TIADA CINTA YANG TULUS KECUALI DARIMU IBU
Awan dan
Matahari mewarnai langit yang biru disetiap harinya. Burung-burung riang
gembira menyambut hari-harinya, angin bertiup sepoi-sepoi membuat keadaan
menjadi lebih sejuk, pohon-pohon hijau memperindah pemandangan di desa
Pada saat
itu ada sebuah keluarga yang hidup dengan pas-pasan, seorang ayah setiap
harinya bekerja dengan keras laksana seperti membanting tulang untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya, pada suatu saat
istrinya mengandung seorang anak dan waktu mengandungnya sudah menginjak 9
bulan. Satu keluarga tersebut menginginkan anaknya menjadi seorang anak yang
sholeh/sholehah dan bisa berguna bagi nusa dan bangsa
Pada malam
itu seorang istri menjerit kesakitan seperti anak yang dikandungnya ingin
segera keluar. Suami tersebut segera menelpon dokter terdekat dan alhamdulillah
anak tersebut lahir dengan selamat dan anak tersebut lahir dengan jenis kelamin
laki-laki. Ibu dan Ayahnya memberinya nama dengan nama SATRIA
Hari
berganti hari, bulan berganti bulan tahun berganti tahun Satria tumbuh layaknya
anak yang lainnya. Orang tuanya merawatnya dengan kasih sayang yang penuh meski
Orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya. Pada saat itu Satria memasuki senjang
SMP saat dimana Remaja terganggu dengan yang namanya VMJ (Virus Merah Jambu)
atau terkenal dengan nama CINTA. Satria mulai memiliki rasa pada seorang gadis
yang bernama Dewi. Sebenarnya Ibu Satria telah mengetahui kalau Satria memiliki
rasa, dan Ibu Satria juga pernah melarang. Ibu Satria berkata “Cinta gadis
diusia remaja tidak akan mengalahkan cinta seorang Ibu pada anaknya, wahai
anakku”. Namun Satria malah membalas dengan balsan yang lantang dan membentak “Aku
ini anak remaja ibu aku juga ingin seperti teman-temanku yang lain!”
Hari demi
hari Bulan demi bulan berganti namun cinta remaja tidak akan bertahan lama
tepatnya di bulan ke-7. Cinta dua orang remaja ini akhirnya terpisah karena
persoalan hanya cemburu karena Dewi berjalan dengan lelaki lain. Akhirnya Satria
menangis dan hatinya seperti tergores pedang samurai yang tajam. Dari sini
Satria menyadari kalau cinta seorang ibu tidak akan bisa tergantikan oleh
siapapun
Dari sini
kalian wahai teman-teman remaja masihkah kalian ingi mmeneruskan perasaan
kalian kepada lawan jenis. Tidak kah kalian berpikir apa yang telah kalian
berikan kepada orang tua, bangsa dan negara kalian tercinta. Ingatlah jangan
pernah kita berpikir “Apa yang telah diberikan orang tua kepada kita?” karena
kita tidak akan bisa menghitung seberapa besar pemberian orang tua kepada kita.
Kita harus berpikir “Apa yang telah kita berikan kepada orang tua?”
Awan dan
Matahari mewarnai langit yang biru disetiap harinya. Burung-burung riang
gembira menyambut hari-harinya, angin bertiup sepoi-sepoi membuat keadaan
menjadi lebih sejuk, pohon-pohon hijau memperindah pemandangan di desa
Pada saat
itu ada sebuah keluarga yang hidup dengan pas-pasan, seorang ayah setiap
harinya bekerja dengan keras laksana seperti membanting tulang untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya, pada suatu saat
istrinya mengandung seorang anak dan waktu mengandungnya sudah menginjak 9
bulan. Satu keluarga tersebut menginginkan anaknya menjadi seorang anak yang
sholeh/sholehah dan bisa berguna bagi nusa dan bangsa
Pada malam
itu seorang istri menjerit kesakitan seperti anak yang dikandungnya ingin
segera keluar. Suami tersebut segera menelpon dokter terdekat dan alhamdulillah
anak tersebut lahir dengan selamat dan anak tersebut lahir dengan jenis kelamin
laki-laki. Ibu dan Ayahnya memberinya nama dengan nama SATRIA
Hari
berganti hari, bulan berganti bulan tahun berganti tahun Satria tumbuh layaknya
anak yang lainnya. Orang tuanya merawatnya dengan kasih sayang yang penuh meski
Orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya. Pada saat itu Satria memasuki senjang
SMP saat dimana Remaja terganggu dengan yang namanya VMJ (Virus Merah Jambu)
atau terkenal dengan nama CINTA. Satria mulai memiliki rasa pada seorang gadis
yang bernama Dewi. Sebenarnya Ibu Satria telah mengetahui kalau Satria memiliki
rasa, dan Ibu Satria juga pernah melarang. Ibu Satria berkata “Cinta gadis
diusia remaja tidak akan mengalahkan cinta seorang Ibu pada anaknya, wahai
anakku”. Namun Satria malah membalas dengan balsan yang lantang dan membentak “Aku
ini anak remaja ibu aku juga ingin seperti teman-temanku yang lain!”
Hari demi
hari Bulan demi bulan berganti namun cinta remaja tidak akan bertahan lama
tepatnya di bulan ke-7. Cinta dua orang remaja ini akhirnya terpisah karena
persoalan hanya cemburu karena Dewi berjalan dengan lelaki lain. Akhirnya Satria
menangis dan hatinya seperti tergores pedang samurai yang tajam. Dari sini
Satria menyadari kalau cinta seorang ibu tidak akan bisa tergantikan oleh
siapapun
Dari sini
kalian wahai teman-teman remaja masihkah kalian ingi mmeneruskan perasaan
kalian kepada lawan jenis. Tidak kah kalian berpikir apa yang telah kalian
berikan kepada orang tua, bangsa dan negara kalian tercinta. Ingatlah jangan
pernah kita berpikir “Apa yang telah diberikan orang tua kepada kita?” karena
kita tidak akan bisa menghitung seberapa besar pemberian orang tua kepada kita.
Kita harus berpikir “Apa yang telah kita berikan kepada orang tua?"