Metode Mudah Menghafal Al-quran
Mungkin diantara kita ada yang penasaran sehingga
melontarkan sebuah pertanyaan. “bagaimana cara menghafal al-quran dengan
cepat?”, “Bagaimana metode menghafal al-quran?” dan beberapa pertanyaan lain
yang senada.
Menurut hemat saya kita tidak perlu cepat-cepat
dalam menghafal al-quran. Yang lebih penting lagi bagaimana kita dapat
menghafal al-quran sekaligus paham maksud dari ayat-ayat al-quran. Sehingga
al-quran bukan hanya sesuatu yang kita hafal tapi juga menjadi sesuatu yang
kita amalkan karena kita tahu maksudnya.
Tips-tips Bagi yang Ingin Serius Menghafal Al-quran:
1. Mengikhlaskan Niat
Yang paling penting adalah mengikhlaskan niat. percuma
saja bila kita menghafal al-quran tapi niatnya bukan karena Allah Subhanahu
wa ta’ala. Kita hanya akan mendapatkan lelah tanpa mendapat pahala sedikit
pun. bila kita niatkan hanya karena Allah, insya-Allah Allah akan menolong
serta mempermudah langkah kita.
Jika niat kita ikhlas karena Allah, niscaya Allah akan
membantu kita dikala sedang malas atau bosan. Karena halangan terbesar bagi
penghafal al-quran adalah rasa bosan, terlebih jika baru pertama kali
menghafal. Untuk itu, ikhlasnya niat merupakan hal wajib bagi seorang penghafal
al-quran.
2. Melaksanakan Shalat Hajat
Setelah niat kita ikhlas karena mengharap ridho dan
pahala Allah, hendaknya kita melakukan shalat hajat sebelum mulai menghafal
al-quran. Mohonlah agar dimudahkan di dalam menghafal al-quran. Karena pemilik
al-quran adalah Allah, maka kita memohon kepada pemiliknya agar diberi
kemudahan.
Untuk shalat hajat sendiri tidak ada ketentuan waktu.
Kita bisa mengerjakan shalat hajat kapan saja, kecuali pada waktu terlarang
mengerjakan shalat. Anjuran untuk mengerjakan shalat hajat ini merujuk pada
hadits yang diriwayatkan Hudzaifah al-Yamani radhiyallahu anhu, beliau
berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
“Bahwasanya
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam jika ditimpa suatu masalah beliau
langsung mengerjakan shalat.”
3. Memperbaiki Bacaan
Sebelum mulai menghafal ayat demi ayat, hendaknya kita
memperbaiki bacaan terlebih dahulu. hal ini wajib kita lakukan agar terhindar
dari salah baca dan kekeliruan. Menghafal al-quran memang mempunyai keutamaan
yang banyak, tapi kalau membacanya masih banyak yang keliru, bisa membuat
pahala berkurang.
4. Metode Mengafal Alquran
Ada banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk
menghafal al-quran, masing-masing orang akan mengambil metode yang sesuai
dengan dirinya. Akan tetapi disini saya akan paparkan 2 cara yang paling mudah
menurut saya dan bisa dilakukan siapa saja:
a. Metode
Pertama
Menghafal per-halaman. Maksudnya kita membaca satu
halaman yang mau kita hafal sebanyak tiga sampai sepuluh kali secara tartil,
kalau sudah lancar baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu halaman, baru
kita pindah ke halaman berikutnya. Metode ini lebih direkomendasikan
menggunakan mushaf standart madinah.
Perlu diperhatikan, setiap kita menghafal satu
halaman, sebaiknya kita juga menghafal satu ayat di halaman berikutnya. Agar
kita bisa menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.
b. Metode
Kedua
Menghafal per-ayat, yaitu kita membaca satu ayat yang
mau kita hafal tiga sampai sepuluh kali secara tartil, kalau sudah lancar kita
baru menghafal ayat tersebut. Setelah hafal ayat pertama kita pindah ke ayat
berikutnya dengan cara yang sama, begitu seterusnya sampai satu halaman.
Akan tetapi sebelum pindah ke halaman berikutnya
sebaiknya kita mengulangi halaman-halaman sebelumnya agar lebih kuat
hafalannya.
5. Pasang Target Menghafal
Di tengah-tengah menghafal, biasanya akan mengalami
kendala seperti susah masuk atau hafalan yang sudah dihafal lupa lagi. Kalau
sudah seperti ini biasanya semangat kita akan berkurang. Karena kita merasa
bahwa al-quran susah untuk dihafal.
Untuk menanggulangi agar kita tidak patah semangat,
kita harus pasang target dalam menghafal. Target ini berguna sekali ketika kita
sedang malas menghafal. Kita akan ingat bahwa kita punya mimpi menjadi
penghafal al-quran, sehingga semangat kita akan kembali berkobar.
Kita tidak perlu muluk-muluk dalam menentukan target
hafalan, usahakan yang realistis dan sesuai dengan kemampuan kita.
6. Memperdengarkan Hafalan
Untuk menghindari bacaan yang salah, hendaknya halaman
yang sudah dihafal kita perdengarkan kepada orang lain, agar orang tersebut
membenarkan jika bacaan kita salah.
Ketika kita menghafal, terkadang terjadi kesalahan
baca tanpa kita sadari. Untuk itu, dengan menyetorkan hafalan kita akan
dibenarka jika terjadi kesalahan dalam bacaan kita. Sehingga kesahalan tersebut
tidak tidak berlarut-larut dalam hafalan kita.
7. Memperbanyak Mendengar Bacaan Al-quran
Faktor lain yang dapat memperkuat hafalan kita adalah
memperbanyak mendengarkan bacaan al-quran, baik dari teman ataupun bacaan
al-quran dari syaikh yang mapan dalam bacaan.
Kalau bisa tidak hanya mendengar sambil mengerjakan
pekerjaan lain, akan tetapi mendengar dengan serius dan secara teratur. Dengan
begitu kita akan lebih konsentrasi dalam proses menghafal via pendengaran.
8. Murojaah (Mengulang-ulang Hafalan)
Hendaknya kita mengulang-ulang halaman yang sudah kita
hafal sesering mungkin, jangan sampai kita sudah merasa hafal beberapa halaman,
kemudian kita tinggal hafalan tersebut tanpa mengulanginya dalam waktu yang
lama. Hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan tersebut.
Ada satu kisah menarik yang dialami Imam Ibnu Abi
Hatim, seorang ahli hadits yang terkenal dengan kuatnya hafalannya. Suatu
ketika, beliau menghafal sebuah buku dengan diulang berkali-kali. Kebetulan
dalam rumah itu tinggal seorang nenek tua.
Karena seringnya mengulang-ulang hafalannya, nenek
tersebut bosan mendengarnya, kemudian ia memanggil Imam Ibnu Abi Hatim dan
bertanya padanya:”Wahai anak, apa yang sedang engkau kerjakan?” “Saya sedang
menghafal sebuah buku”, jawab Ibnu Abi Hatim.
Nenek tersebut berkata:”Tidak perlu seperti itu, saya
saja sudah hafal buku tersebut hanya karena mendengar hafalanmu”. “Kalau
begitu, saya ingin mendengar hafalanmu”, timpal Ibnu Abi Hatim. Lalu, nenek
tersebut membaca buku yang sudah dihafalnya.
Setahun setelah kejadian tersebut, Ibnu Abi Hatim
ingin mengetahui apakah nenek tersebut masih ingat dengan hafalannya. Ia
kembali ke rumah tersebut dan meminta agar nenek tersebut mengulangi hafalan
yang ia hafal setahun yang lalu.
Ternyata nenek tersebut sudah tidak hafal sama sekali
isi buku yang ia hafal setahun lalu. Namun, tidak dengan Imam Ibnu Abi Hatim,
tidak ada satu pun yang ia lupa dari hafalannya.
Kisah ini menegaskan bahwa kita tidak hanya dituntut
untuk menghafal, tapi kita juga dituntut untuk menjaga hafalan agar tidak lupa.
Jika hanya menghafal, kita yakin pasti banyak orang yang bisa, namun untuk
menjaga hafalan tidak semua orang bisa.
Untuk itu, menjaga hafalan dengan sering murojaah
(mengulang-ulang hafalan) merupakan hal wajib jika kita ingin menghafal
al-quran.
9. Menggunakan Seluruh Panca Indra
Faktor lain yang menguatkan hafalan adalah menggunakan
semua panca indra yang kita miliki. Maksudnya kita menghafal buka hanya dengan
mata saja, akan tetapi dibarengi dengan sering mendengarkan bacaan al-quran,
membacanya denga mulut dan menulis ayat-ayat yang mau kita hafal.
10. Menggunakan Satu Jenis Mushaf Alquran
Usahakan menggunakan satu jenis mushaf al-quran,
jangan pindah dari satu jenis mushaf ke mushaf lain. Karena setiap jenis mushaf
al-quran mempunyai posisi ayat yang berbeda-beda, kalau kita berganti-ganti
mushaf mata kita akan ikut menghafal apa yang kita lihat sehingga itu akan
mengaburkan hafalan kita.
Maksud dari satu jenis ini adalah model penulisan
mushaf. Seperti mushaf standart Madinah, mushaf yang dipakai oleh
sebagian Kita bisa menggunakan mushaf standart Madinah, mushaf cetakan
Mesir, mushaf cetakan Kuwait atau mushaf yang dipakai sebagian orang Pakistan
dan India.
Kita juga bisa menggunakan model mushaf yang dipakai
oleh sebagian pondok pesantren tahfidh al-quran di Indonesia yang dicetak oleh
Manar Qudus.
Semua kembali kepada kita masing-masing, ingin
menggunakan model mushaf yang mana. Yang perlu diperhatikan, jika sudah
menggunakan satu model mushaf, usahakan jangan menggunakan model mushaf yang
lain.
11. Memilih Waktu yang Baik
Pilihlah waktu yang tepat untuk menghafal, hal ini
tergantung kepada pribadi masing-masing. waktu yang tepat bagi pelajar belum
tentu tepat bagi seorang karyawan, begitu juga waktu yang tepat bagi karyawan
belum tentu tepat bagi ibu rumah tangga.
12. Memperbanyak Do’a
Do’a adalah senjata seorang mukmin. Dalam setiap
amalan kita diperintahkan untuk selalu mengawalinya dengan berdo’a.
Begitu juga dalam menghafal Al-quran, perbanyaklah
berdo’a agar dimudahkan dalam menghafal Al-quran, karena do’a merupakan bukti
tawakkal kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Berikut ada dua contoh doa agar dimudahkan dalam
menghafal al-quran. Doa-doa ini bukan bersumber dari al-quran atau hadits,
namun maknanya sangat bagus. Pada akhirnya kembali kepada kita masing-masing,
mau berdoa menggunakan bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Berikut contoh doa
dalam bahasa Arab:
اللهم وفقني لحفظ القرآن الكريم ورزقني تلاوته أناء
الليل وأطراف النهار على الوجه الذي يرضيك عنا يا أرحم الراحمين
‘Allahumma
waffiqnii li hifdzil quraanil kariim, wa rozziqnii tilaawatihi anaa’al laili wa
athroofan nahaari ‘alal wajhi alladzi yurdhiika annaa, yaa arhamar roohimiin’.
“Ya Allah
berikanlah kepadaku taufik untuk bisa menghafal Al-qur’an, dan berilah saya
kekuatan untuk terus membacanya siang dan malam sesuai dengan ridhal dan
tuntunan-Mu , wahai Yang Maha Pengasih”.
Atau bisa
juga membaca doa ini:
اَللّهُمَّ يَسِّرْلَنَا فِى حِفْظِ كِتَابِكَ
‘Allahumma
yassir lanaa fi hifdzi kitabik’
“Ya Allah,
mudahkanlah kami dalam menghafal kitab-Mu (al-quran)”.
Terakhir, ada satu metode unik yang di terapkan di
Maroko, mereka menghafal al-quran dengan cara menulis ayat per ayatnya.
Metode ini menggunakan alat seperti papan persegi
panjang. Papan tersebut dihiasi garis-garis yang dibuat secara permanen, untuk
memudahkan dalam menulis ayat-ayat al-qur’an. Mereka biasa menyebut alat ini
dengan Lauh.